Home » » Lahar alias Bakat Setyawan, Relawan yang masuk kawah merapi

Lahar alias Bakat Setyawan, Relawan yang masuk kawah merapi




Jakarta - Di balik sukses besar, akan selalu diwarnai denga cerita keberanian yang besar. Nah, di balik sukses evakuasi Eri Yunanto, pendaki yang terjatuh ke kawah Merapi, ada enam pahlawan gagah berani yang bernyali besar masuk ke jurang kawah untuk memasangkan tali ke tubuh Eri agar bisa diangkat dari dasar jurang.

Enam orang tersebut adalah Bakat Setyawan alias Lahar, Endro Sambodo, Andry Suzanto, Muchsin, Rahmadiono dan Ridho. Nama pertama berasal dari relawan Barameru Boyolali, sedangkan lima nama terakhir berasal dari Tim SAR DIY.

Dari keenam orang itu, hanya dua orang yang benar-benar masuk hingga dasar kawah, sedangkan empat lainnya memberikan back-up di ketinggian 50 meter dari dasar kawah. Dua orang yang masuk hingga dasar itu adalah Bakat Setyawan alias Lahar dan Endro Sambodo.

Bagi Bakat, masuk ke kawah Merapi bukan hal baru. Tahun 2014 lalu, dia juga melakukan hal serupa pada bulan Mei dan November 2014 lalu, dalam rangka pemetaan mitigasi bencana. Bahkan Bakat, atau yang akrab disapa Lahar oleh kawan-kawan sesama relawan, pernah memperkirakan bahwa kejadian yang dialami Eri kali ini akan terjadi pada suatu saat.

"Harus menjadi perhatian bersama, tentang mentaati aturan. Rambu-rambu juga sudah dipasang. Saya sendiri yang ikut memasang. Tapi memang sering diabaikan. Saya sudah memperkirakan hal seperti ini akan terjadi," ujar Bakat kepada wartawan di Posko Induk pencarian Eri Yunanto di Selo, Boyolali, Selasa (19/5/2015) petang.

Kerja keras sebagai relawan sudah dilakoni Bakat sejak bergabung di Relawan Barameru Boyolali sejak tahun 2008. Tak cuma membantu pendaki yang tersesat atau hilang, lelaki 29 tahun itu juga membantu warga ketika Merapi mengalami erupsi dari waktu ke waktu.

Bahkan tak cuma di Merapi, Bakat juga beberapa kali datang ke lokasi bencana gunung meletus di daerah lain, untuk membantu warga yang menjadi korban. "Saya beberapa kali ke Sinabung untuk membantu menyelamatkan warga dari amukan lahar panas di sana," ujar pemuda asal Desa Kembangkuning, Cepogo, Boyolali tersebut. 

Lalu apa pendapat Bakat mengenai keberhasilan evakuasi Eri Yunanto? Dengan tegas dia menjawab keberhasilan dalam mengevakuasi korban dari medan sangat sulit dalam kasus Eri Yunanto itu merupakan buah dari kerja tim solid. Menurutnya, banyak tim berbagai kesatuan dari daerah hingga pusat yang segera datang lalu melakukan koordinasi sangat baik dan semua bekerja keras.

Sejak awal memang telah diputuskan enam orang itulah yang diterjunkan ke ke dalam kawah. Senin pagi pukul 10.00 WIB, enam orang tersebut mulai masuk ke dalam tebing kawah. Dipilih waktu itu adalah mempertimbangkan sinar matahari sudah tegak lurus dengan kawah agar CO2 di dalamnya terbakar oleh sinar matahari.

Masuk pukul 10.00 WIB, 90 menit, Bakat dan Endro baru sampai di dasar. Lalu bekerja cepat mengikat jenazah Eri dan selanjutnya ditempatkan di posisi aman lalu dikunci. Setelah semua selesai, Bakat dan kawan-kawan baru naik lagi, pukul 17.00 WIB, mereka baru sampai lagi di bibir kawah. Jenazah diangkat Selasa pagi.

"BPPT (Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian) semula memang merekomendasikan agar di dalam kawah tidak lebih dari pukul 15.00 WIB, tapi kami harus mengambil resiko karena kami harus selesai dalam sekali kerja dan tidak turun untuk kedua kalinya. Namun lebih dari itu, relawan yang masuk ke dalam kawah tidak akan bisa berbuat banyak tanpa dipandu oleh tim yang bertugas di bibir kawah. Koordinasi yang luar biasa matang," ujarnya.

Atas keberanian itu, Badan SAR Nasional Jateng akan mengusulkan pemberian penghargaan kepada tim rescue yang berhasil mengevakuasi Eri Yunanto dari dalam kawah Merapi. Untuk mengevakuasi korban dari dalam kawah butuh keberanian dan tak sembarang orang berani karena sangat berisiko.

“Akan kami usulkan ke Basarnas. Ini kasus unik sekali dan langka. Baru kali ini evakuasi dari kawah berhasil. Untuk masuk ke dalam kawah merapi dibutuhkan keberanian dan beresiko tinggi. Selain ancaman temperatur yang bisa berubah sewaktu-waktu, gas beracun dan kondisi bebatuan labil. Bahkan suhu di dalam kawah bisa mencapai 420 derajat celsius,” ujar Agus Haryono, Kepala Kantor SAR Semarang, Basarnas Jateng.

"Keenamnya adalah Tim SAR lokal yang sudah mengetahui jalur-jalurnya dan karakteristik Merapi. Namun demikian yang berani masuk ke kawah gunung aktif adalah orang-orang yang berani dan memiliki dedikasi tinggi untuk kemanusiaan. Dia harus berjibaku dengan berbagai resiko tinggi. Tim SAR dengan kemampuan yang hebat pun akan mikir seribu kali jika diminta masuk ke kawah," lanjutnya.

Sumber : detiknews

Related Post

0 comments:

Post a Comment